Kepala desa Detusoko Barat, Ferdinandus Watu, menerima bantuan 70 unit lampu pengendali hama dari Universitas Flores (Uniflor) Ende. |
Ende,KP
Desa Detusoko Barat saat ini terus melakukan pembenahan diberbagai bidang, bahkan kini menjadi pilot projeck bagi desa lainnya baik Kabupaten Ende maupun diluar kabupaten Ende. Aktifitas usaha produktif masyarakat diberbagai bidang tetap berjalan walaupun diterpa badai covid 19. Lewat sentuhan manis Kades Detusoko Barat, Ferdinandua Watu, berhasil merubah wajah desa Detusoko Barat. Sektor pariwisata, pertanian, kerajinan tangan, pengembangan home stay dan juga kemasan paket wisata adat, terus menunjukan perkembangan yang signifikan. Kehadiran Bumdes Au Wula dan pendampingan digitalisasi sistim pemasaran dan label produk berdampak langsung pada peningkatan pendapatan masyarakat dan desa. Saat ini desa Detusoko Barat kembali mendapat dukungan dan bantian pengembangan ecowisata dari Universitas Flores (Uniflor). Tuju puluh (70) unit lampu Light Trap atau lampu penangkal hama diberikan Uniflor untuk mendukung program pertanian organik dan Pariwista.
Bertempat di Lepa Lio Café Kelompok dosen Universitas Flores (Uniflor) melakukan penandatanganan berita acara penyerahan 70 unit light trap kepada kelompok tani padi organic dan disaksikan oleh Pemerintah desa Detusoko Barat, Senin 27/9.
Kepada media ini, kepala desa Detusoko Barat, Ferdinandus Watu, mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan yang menyasar pada perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat petani. Untuk itu tidak dapat dilakukan secara instan harus dilakukan dengan pendampingan yang melibatkan petani, sehingga petani betul-betul paham terhadap tujuan program.
"Tujuan dari program ini untuk menciptakan kondisi ekosistem yang baik untuk penanaman padi organik. Selain itu pihak pemerintah juga merasakan manfaat dari kerja kolaborasi ini, karena adanya kesinambungan antara program desa dengan kegiatan PKM. Dimana salah satu produk pertanian yang dikembangkan sebagai usaha bisnis adalah padi sawah hitam organic. Pemasangan light trap atau lampu penangkal hama dapat menjadi spot malam bagi wisatawan. Ini salah satu spot baru pariwisata yang akan terus dikembangkan guna mendukung proggram desa ekowisata. Namun untuk mencapai kesuksesan dalam program ini, para petani perlu mendapat pendampingan teknis. Sehingga sistim kerja dan pengoperasiannya bisa berjalan dengan baik." tegas Ferdinadus Watu.
Dekan Faklutas Pertanian Unflor, Sry Wahyuni, sekaligus mewakili Universitas Flores mengatakan, penyerahan light trap ini merupakan salah satu kegiatan dalam program kemitraan masyarakat (PKM), dan didukung kemendikbudristek. Program ini dimulai pada bulan Juni 2021. Program ini secara langsung menyasar pada kelompok tani padi organik, yang memiliki lahan di kawasan Watu Messi.
Ligth trap digunakan untuk menghalau perkembangan hama penting tanaman padi, sehingga petani tidak lagi menggunakan pestisida. Selain itu dapat mengurangi biaya produksi karena pestisida tidak lagi di beli.
"Dari hasil pemantauan selama kurang lebih satu bulan, diketahui bahwa terdapat tujuh jenis hama penting padi yang dapat dikendalikan menggunakan light trap. Tujuh hama tersebut diantaranya, penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas), kuning (Scirpophaga inotata), merah jambu (Sesamia inferens) dan bergaris (Chilo suppressalis), walang sangit(Leptocorisa oratorius) serta ulat pelipat daun (Cnaphalocrosis medinalis) atau yang lebih dikenal dengan hama pelipat daun. Ketujuh jenis hama tersebut merupakan hama utam padi yang dapat merusak tanaman padi, mulai dari fase vegetative hingga generative dengan tingkat kerusakan sekitar 20-70%, tergantung kondisi ekosistem pertanaman. Tingginya kerusakan yang ditimbulkan disebabkan karena kemampuan bertelur hama dalam satu siklus hidup rata-rata mencapai 100-290 ekor atau imago. Untuk iti dari pihak kampus kami memberukan bantuan 70 unit lampu pengendali hama, sekaligus mendukung program ecowisata di desa Detusoko Barat. Nantinya para petani akan dilqkukan pendampingan sehingga program ini bisa berjalan dengan baik dan sukses. Selain pelaksanaan prorgram PKM,kegiatan lain yang juga berjalan dala program ini adalah penelitian partisipatif antara dosen, mahasiswa dan masyarakat." jelas Sry Wahyuni.(kp/tim)