57 Kasus Positif DBD di Ende

Kabid P2P Dinkes Ende, Achmad Gulung

Ende,KP

Meningkatnya pasien yang terpapar virus covid 19 di Kabupaten Ende, tidak diikuti dengan peningkatan pasien yang terpapar demam berdarah. Selama bulan Juli terjadi penambahan tujuh (7) kasus DBD. Total keseluruhan kasus DBD sejak Januari hingga akir Juli 2021 berjumlah 57 kasus DBD. Dari total kasus tersebut, sebanyak 26 pasien positif DBD, 30 masuk kategori suspek, dan 1 pasien meninggal. Total pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 56 Pasien. 

Penjelasan tersebut disampaikan Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabuoaten Ende, Vitalis Kako, melalui, Kepala Bidang Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit (P2P), Achmad Gulung, kepada media ini, Kamis 19/8. Menurut Achmad Gulung, kasis DBD yang terjafi di Kabupaten Ende, penambahannya sangat kecil sekali, bahkan bisa kita katakan stagnan. Jauh berbeda jika dibandingkan dengan tahun 2019 dan tahun 2020 lalu, dimana pasca musim penghujan jumlah kasusnya meningkat tajam.

"Kita bersukur untuk tahun ini, jumlah pasien yang positif DBD tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Dari laporan dan pantauan langsung petugas dilapangan, pertumbuhan atau penambahan kasus DBD untuk tahun ini sangat lamban. Bisa kita sebut stagnan dalam kasus DBD, jika kita bandingkan pada dua tahun sebelumnya. Kita berharap agar ditengah pandeminini masyarakat juga tetap mewaspadai bahaya DBD. Kewaspadaan tersebut sangat penting sehingga bisa mengantisipasi sejak dini jika terjadi kasus. Kita juga melalui petugas terus memberikan edukasi dan himbauan sehingga kita tidak dihadapkan pada dua atau tiga persoalan ditengah pandemi covid 19." jelas Achmad Gulung.

Sebelumnya dijelaskan Achmad Gulung, Penambahan jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) dan kasus rabies di Kabupaten Ende sangat kecil. Tercatat  51 kasus DBD hingga bulan Juni 2021. Dalam dua bulan terakir ada penambahan 3 kasus DBD. Semetara untuk kasus rabies, secara keseluruhan sejak Januari hingga Juni 2021 terjadi 372 kasus gigitan hewan penular rabies. Hewan penular rabies yang diperiksa di laboratorium sebanyak sembilan ekor dan semuanya positif.

Masih menurut Achmad Gulung, untuk kasus DBD dan Rabies angka pertumbuhannya sangat kecil dan bisa dikatakan stagnan. Berbeda dengan periode yang sama pada tahun 2019 dan 2020. Konsentrasi kita tetap melakukan pemantauan dan pengendalian agar kedua kasus ini bisa ditekan. Apalagi saat ini angka pederita covid 19 cenderung mengalami peningkatan, petugas di fasilitas kesehatan bisa fokus untuk membantu penanganan pandemi covid 19.

Sedangkan untuk kasus gigitan hewan penular rabues, lanjut Achmad Gulung, sesuai rekapan data yang ada di Dinas Kesehatan sejak Januari - Juni 2021 ada 372 kasua gigitan. Sembilan ekor hewan penular rabies yang diperiksa dulaboratorium hasilnya positif semua.

"Untuk kasus gigitan hewan penular rabies sejak Januari - Juni 2021 terdapat 372 kasus gigitan. Sedangkan hewannpenular rabies yang diperiksa dilaboratorium sebanyak sembilan ekor, semuanya positif rabies. Untuk pemakaian vaksin anti rabies (VAR) sebanyak 850 vial sejak Januari - Juni. Sementara untuk stok vaksin rabies saat ini sebanyak 1.601 vial. Stok vaksin rabies masih sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga akir tahun 2021." terang Ahmad Gulung.(kp/tim)
Lebih baru Lebih lama