Mayat pasien positif dibungkus dengan terpal sebelum dimakamkan |
Ende, KP
Kabar duka kini datang dari Kecamatan Detukeli, Kabupaten Ende. Pasien positif covid 19, hanya dibungkus dengan terpal sebelum dimakamkan. Petugas dari tim relawan yang menangani mayat pasien covid 19 tidak dilengkapi denganalat pelindung diri. Bahkan keluarga korban yang ikut mengantar jenasah kepemakaman, tidak menggunakan APD dan ikut menggotong korban. Miris memang kondisi ini, seolah membenarkan dugaan publik terkait pengelolahan anggaran penanganan virus covid 19 di Kabupaten Ende. Minimnya APD, Kantung mayat, dan kelengkapan lainnya kian membuktikan kinerja tim gugus tugas yang tidak fokus menangani pandemi covid 19. Pemerintah melalui tim gugus tugas hanya pada tahapan wacana tanpa aksi dilapangan. Sementara alokasi anggran penanganan covid 19 untuk dua tahun ini mencapai 70 hingga 80 miliar.
Peningkatan jumlah kasus yang signifikan di Kabupaten Ende sebagai bukti rendahnya kesadaran masyarakat dan lemahnya tim satgas menegakan aturan berkaitan dengan penanganan covid di kabupaten Ende. Kondisi ini butuh sinergi yang baik dari semua elemen untuk menyelamatkan Kabupaten Ende dari virus covid 19.
Tayangan vidio dan foto yang beredar di jagat media sosial, mengejutkan berbagai kalangan. Miris memang fakta yang terjadi, dua petugas dari tim relaean bersama salah satu anggota keluarga korban, tengah menggotong jenasah pasien covid 19 tanpa dilengkapi APD dan tidak mengindahkan protokol kesehatan. Kondiai ini harus dialami langsung oleh petugas didesa. Minimnya suplai APD, kantong mayat dan perlengkapan lainnya melahirkan fakta yang sangat miris.
Dalam video tersebut, jenasah pasien positif covid 19 hanya dibungkus dengan menggunakan terpal berwarna biru berukuran sedang. Kondisi darurat ini harus diambil petugas. Resiko apapun yang akan terjadi menjadi bagian dari pengabdian dan tanggungjawab. Semwntara masyarakat desa saat ini dalam kondiso ketakutan dan menghindari untuk mengurus korban meninggal dan positif covid 19.
Kepala Puskesmas Detukeli, Seravinus Sage, kepadabmedia melalui sambungan telepon, Jumad 25/6 membenarkan, video yang beredar tersebut adalah video dari warga kecamatan Detukeli, Desa Kanganara. Korban yang meninggal tersebut positif covid 19. Korban diketahui memiliki kontak erat dengan keluarganya yang terkonfirmasi positif covid 19 dan sedang dikarantina di rumah sakit umum Daerah Ende.
“Memang benar almarhum yang meninggal dunia terkonfirmasi positif Covid-19 adalah warga desa Kanganara Kecamatan Detukeli. Korban atas nama Laurensius Lolo berusia (63) tahun. Korban diketahui meninggal didalam kamar. Sebelum korban diketahui meninggal, selama beberapa jam keluarga berusaha membangunkan korban dan memanggil korban, namun tidak ada jawaban dari korban. Sebelum meninggal korban diketahui memiliki kontak erat dengan keluarga kandungnya yang saaat ini menjalani isolasi di RSUD Ende. Korban saat ini diketahui megidap penyakit demam, pilek dan batuk." jelas Servasius Sage.
Sebelum dimakamkan, korban dibungkus menggunakan terpal dan dipikul oleh dua petugas dari tim relawan. Korban terpaksa dibungkus dengan terpal untuk menghindari cairan dari tubuh korban mengenai petugas atau tercecer ketempat lain. Ini yang menjadi kekuatiran masyarakat karena takut menyebarnya virus covid 19. Masyarakat memilih untuk menjauh dan tidak mau mengurus korban hingga proses pemakaman.
“Petugas Kesehatan mengalami kewalahan, karena selain tenaga kesehatan yang tidak terlatih juga karena keterbatasan APD. Mereka kesulitan melakukan evakuasi untuk pengangkutan dan penguburan pasien tersebut”, ungkap Seravinus Sage.
Kondisi yang kita amai lanjut Seravinus Sage, dimana ketersediaan alat pelindung diri maupun kantong jenasah sangat minim.
“Kita berharap Pemerintah daerah dan juga Satgas Covid 19 kabupaten Ende, mendistribusikan APD dan juga kantong jenasah, serta memberikan pelatihan kepada petugas dan tim relawan, terkait proses evakuasi mayat korban covid 19. Perlengkapan tersebut sangat dibutuhkan saat terjadi kondisi darurat seperti ini”, pungkasnya.
Kepala Desa Kanganara, Emanuel Dame, mengatakan, pasien positif covid 19 yang meninggal dunia tersebut adalah benar warganya. Hal ini yang membuat kami dari pihak pemerintah desa, terus berupaya dan berkoordinasi dengan pihak puskesmas serta Satgas Covid di Kecamatan. Langkah koordinasi untuk penanganan lebih lanjut terkait kondisi yang terjadi saat ini di Kanganara.
“Sebagai kepala desa, kami sudah berupaya melakukan antipasi dengan meminjam APD di Desa tetangga, namun APD di desa tetangga pun kosong. Untuk itu kami minta bantuan dari Satgas covid 19 di Kabupaten Ende untuk bisa memberikan bantuan berupa APD bagi warga Desa Kanganara”, tegas Kades Emanuel Dame. (kp/tim)