Permukaan air danau Kelimutu pada tiwu Ata Bupu terus mengalami penurunan |
Ende, KP
Turunya permukaan air danau Kelimutu, pada tiwu Ata Bupu, harus disikapi secara cepat dan serius untuk menghindari terjadinya polemik ditengah masyarakat. Saat ini masyarakat cemas dengan fenomena yang terjadi di Danau Kelimutu. Peristiwa yang baru pertama terjadi ini, membuka ruang diakusi dan perdebatan ditengah masyarakat. Jagad media sosial (medsos) beberawa waktu terakir juga ramai membahas fenomena turunnya permujaan air danau Kelimutu pada tiwu Ata Bupu. Belum ada kepastian apa penya dalam diskusi diruang publik, butuh satu kajian ilmiah untuk mengetahui secara pasti penyebabnya. Pemkab Ende dan Balai Taman Nasional Kelimutu (BTNK) diminta serius menanggapi fenomena tersebut.
Desakan tersebut datang dari Anggota DPRD Ende, Maximus Deki dan Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) wilayah Nusa Bunga , Philipus Kami. Fenomena tueunya permukaan air pada tiwu Ata Bupu perlu sikapi secara serius, dengan melakukan pengkajian ilmiah.
Anggota DPRD Ende, Maximus Deki kepada media ini digedung DPRD Ende, Kamis 17/6, meminta pihak TNK segera memfasilitasi tim independen melakukan penelitian. Fenomena ini menjadi isu hangat dan diskusi ditengah masyarakat. Jika ada tim teknis melakukan kajian, penelitian secara ilmiah, bisa menyudahi beragam opini yang berkembang saat ini.
"Balai Taman Nasional Kelimutu (BTNK) harus bergerak cepat dengan mendatangkan tim ahli, melakukan kajian dan penelitian secara ilmiah. Langkah tersebut untuk menghindari multi tafsir yang saat ini berkembang dimasyarakat. Wajar kalau masyarakat bereaksi seperti itu. Persoalannya Danau Kelimutu menjadi kebanggaan dan ikon wisata yang sudah mendunia. Kita dukung langkah Pemkab Ende mendatangkan tim ahli dari badan Vulcanologi. Asalkan ada kepastian soal waktu, sehingga bisa meluruskan berbagai opini yang berkembang saat ini." Ungkap Maxi Deki.
Harapan yang sama juga disampaikan Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) wilayah Nusa Bunga, Philipus Kami. Berkaitan degan turunnya permukaan air pada Tiwu Ata Bupu, harus disikapi dengan baik oleh pihak pengelolah (BTNK) dan Pemkab Ende.
"Kita pertanyakan sudah sejauh Balai Taman Nasional Kelimutu melakukan koordinasi, berkaitan dengan turunnya air di salah satu danau tersebut. Taman Nasional Kelimutu sendiri adalah kewenangan pusat sehingga mau tidak mau, wajib hukumnya untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan publik, terlebih masyarakat di sekitar TNK. Danau Kelimutu adalah aset dunia dan juga salah satu destinasi pariwisata unggulan, harus dijelaskan secara ilmiah kepada publik penyebab turunnya permukaan air danau tersebut.
Kita mendorong pihak terkait berkoordinasi dengan Pusat Volkanologi dan Mitigasi bencana juga Magma indonesia, untuk mengetahui apa penyebab turunnya air pada salah satu danau Kelimutu. Kita berharap agar Pemda dan DPRD Ende juga Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu menganggarkan biaya berkaitan degan penelitian, untuk menjawab pertanyaan publik. Tidak hanya masyarakat Kabupaten Ende yang membutuhkan jawaban secara ilmiah, pelaku pariwisata dunia juga membutuhkan kepastian dari fenomena yang terjadi saat ini.(kp/tim)