Pengumuman terbaru yang dikeluarkan manajemen PT.ADS |
Arnoldus Djata, nasabah PT.ADS. memberikan keterangan lepada pekerja media didepan kantor PT.ADS |
Ende, KP
Pasca penahanan orang nomor satu dijajaran PT. Asia Dinasty Sejahtera, Muhamad Badrun, oleh penyidik Kejaksaan Negeri, kepastian nasabah mendapatkan kembali uangnya kian memudar. Pihak manajemen dinilai hanya mengumbar janji tanpa ada kepastiannya, bahkan pengumuman yang dipajang didepan kantor PT. ADS terus mengalami perubahan. Janji manis kembali diucapkan manajemen PT. ADS. yang akan melunasi uang nasabah pada tanggal 27 Juni 2021. Tidak itu saja manajemen PT. ADS dalam pengumuman yang dikeluarkan terakir, mengajak nasabah membawa persoalan ini dalam doa.
Pantauan langsung media ini didepan kantor PT. ADS, terlihat sejumlah nasabah terlihat meluapkan emosi dengan mengeluarkan kata-kata kasar. "Kita butih kembalikan uang kita, bukan ajak kita berdoa. Kamu sudah makan uang kita harua kembalikan," ungkap seorang nasabah yang tidak diketahui namanya. Ada juga nasabah yang hanya datang membaca pengumuman langsung kembali tanpa komentar apapun. Sebagiannya lagi terkihat cuma mampir didepan kantor lalu kembali melanjutkan perjalanannya.
Awak media ini berhasil mewawancarai dua korban, yang datang dengan maksud mendapatkan pelayanan dari PT. ADS, sesuai pemberitahuan sebelumnya. Sayangnya kantor PT. ADS terlihat masih tertutup dan dirantai serta digembok dengan gembok ukuran besar.
Arnold Djata, salah satu nasabah PT. ADS. berasal dari kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, menuturkan kisah duka yang dialaminya saat ini. Investasi uang tunai sebesar 75 juta rupiah membuat dirinya tidak bisa lagi membarar cicilan uang pinjaman dari tiga koperasi. Saat ini pula ditengah keluarga dirinya menjadi tempat luapan emosi anggota keluarga lainnya.
"Saat ini saya menjadi tempat luapan emosi dari anghota keluarga. Sejak berita ini muncul dan penahanan direktur PT. ADS, saya mendadi resah dan takut kehilangan uang saya. Uang 75 juta yang saya investasikan dari hasil pinjaman saya pada tiga koperasi. Sudah tiga bulan ini saya tidak bisa bayar tagihan dari koperasi. Saya masuk jadi anggota PT. ADS sejak bulan November tahun 2020. Biasanya cicilan pinjaman koperasi saya bayar dari bonus yang saya terima. Namun saat ini saya cuma bisa pasrah sja, semoga uang yang saya investasikan bisa dikembalilan lagi. Hari ini saya datang ke kantor PT.ADS sesuai pengumumuman sebelumnya. Kenyataannya kantor tetap tutup dan ada pengumuman baru lagi." Ungkap Arnold Djata.
Hal yang sama juga kini dirasakan mama Romana Aja, yang menginvestasikan uangnya sebesar 145 juta rupiah di PT. ADS, sejak bulan November lalu. Kepada media, anak dari Mama Romana Aja, Priska, menuturkan kisah duka yang dialami keluarganya saat ini.
"Kami minta uang kami dikembalikan biar cuma pokoknya saja tanpa bunga atau keuntungan. Saat ini mama dalam keadaan sakit dan butuh biaya untuk perawatannya. Saya sudah beberapa kali bertemu pengurus PT.ADS. minta bantuan dan dispenaasi, namun tidak dibantu juga. Mama investasi uang sebesar 145 juta dalam bentuk koin. Tetapi saat ini mama lagi sakit dan sangat membutuhkan biaya. Kami juga pusing harus kemana lagi mencari kepastian. Saya cuma dapat informasi dari salah satu nasabah yang katanya langsung menghubungi pimpinan PT. ADS. Informasi yang disampaikan dimana tanggal 27 Juni PT. ADS berjanji akan melunasi keuangan nasabah. Kita berharap janji itu bisa ditepati, karena kita sangat membutihkan dana saat ini." tegas Priska.
Sebelumnya, Anggota DPRD Ende, Margaretha Siga Sare, mendesak PT. ADS harus bertanggung jawab dan mengembalikan keuangan milik nasabah.
"Apapun alasannya, apapun persialan yang dihadapi saat ini, bagi saya PT. ADS harus mebgembalikan keuangan milik nasahah. Soal kebijakan apa yang mau diambil pihak PT. ADS, itu uruaan internal manajemen. Intinya uang yang diinvestasikan 1.800 nasabah harus dikembalikan utuh." tegas Megi Siga Sare.(kp/tim)