Keluarga Pertanyakan Tata Cara Pemakaman Jenasah Lorensius

Pankrasius Lama

Ende, KP

Keluarga almarhum Lorensius Lolo yang meninggal terpapar virus corona di desa Kanganara, Kecamatan Detukeli, Kabupaten Ende, mempertanyakan taya cara pemakaman jenasah pasien positif covid 19. Almarhum Lorensius hanya dututup dengan selembar terpal sebelum dimakamkan. Proses pemakaman juga dilakukan keluarga yang mendapat alat pelindung diri (APD) dari petugas medis. Bajkan hasil swab yang sudah dibyatakan positif oleh petugas medis, sampai saat ini belum diterima pihak keluarga. Miris memang, sitiasi ini harus diterima keluarga almarhum Lorensius. Pada simpul ini kita patut bertanya dimanakah tim gugus tugas penanganan covid 19 Kabupaten Ende? Untuk apa saja dana yang dialokasikan untuk penanganan pandemi covid. Pasalnya pandemi ini sudah sejak Maret tahun 2020, sayangnya APD, Kantong mayat tidak disiapkan. Bahkan tim relawan covid juga tidak terlihat. Menarik untuk disimak, setelah menjafinperbincangan masyarakat dan diskusi di jagat media, tim satgas Kabupaten pun turun kelokasi kejadian. Tim satgas datang memberi bantuan dan mengatakan peristiwa tersebut akibat tidak ada kootdinasi. Unik memang, siapa membela siapa dan siapa menyalahkan siapa dalam kasus ini? Faktanya publik sudah tau sepwrti apa jawaban yang akan muncul keruang publik.

Perwakilan keluarga almarhum Lorensius, Pankrasius Lama, kepada media ini, menyayangkan sikap pemerintah dan tim satgas, dalam proses penanganan jenasah almarhum Lorensius yang tidak manusiawi. Almarhum hanya dibalut dengan satu lembar terpal, dipikul oleh keluarga menuju tempat peristirahatan terakir. Ironis memang apa yang kami leluarga alami saat ini.

"Kami pertanyakan apa yang dilakukan satgas dengan membiarkan almarhum diurus keluarga sendiri. Semwntara almarhum.sudah difonis positif covid. Bagaimana tata cara pemakaman untuk pasien yang meninggal dunia terinveksi covid 19. Bagi kami keluarga, apa yang dialami almarhum sangat tidak manusiawi." Ungkap Pankrasius Lama.

Berikut pernyataan resmi dari keluarga Almarhum Lorensius Lolo, yang diterima media ini Senin 28/6.
 
Pernyataan Keluarga Terkait  Penanganan  dan Penguburan  Jenasah Bapak Larensius Lolo, Yang  Diduga Terpapar Covid -19 di Detunio, Desa Kanganara, Kecamatan Detukeli, Kabupaten Ende.
 
Kami keluarga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua orang yang telah turut prihatin dengan meninggalnya orang tua kami bapak. Lorens Lolo, yang divonis terpapar covid 19 oleh tim medis puskesmas Watunggere, Kecamatan Detukeli,Kabupaten Ende. Mencermati pemberitaan dimedia massa serta informasi yang berkembang dipublik hingga menjadi berita nasional, maka kami dari pihak keluarga merasa bahwa perlu memberikan klarifikasi terkait kronologis dari meninggalnya orangtua kami bapak. Lorens Lolo,hingga pemakaman yang dilakukan oleh tim satgas covid 19 kecamatan Detukeli.
Kronologisnya bahwa bapak. Lorens Lolo, diperkirakan meninggal pada dini hari tanggal 24 juni 2024, ketika pagi sekitar pukul.07.00.wita istri dan anaknya memanggil beliau berulang kali,namun tidak dijawab, melihat bapak lorens lolo tertidur kaku,maka istri dan anak beliau merasa cemas dan takut sehingga memanggil saya untuk membangunkan bapak Lorens Lolo, saya juga memanggil  bapak lorens dari balik jendela kamar tidurnya mengingat karena isrti dan anaknya juga tidak berani sentuh bapak lorens, merasa ketakutan  karena almarhum punya riwayat kontak  dengan salah satu pasien covig 19 yang sedang dirawat di RSUD Ende , maka kami melaporkan  kepada pemerintah desa Kanganara, bahwa bapak Lorens meninggal dan kami keluarga masih belum menyentuhnya. Sekitar jam 10.30 petugas kesehatan dari puskesmas Watunggere datang kemudian menyuruh keluarga untuk menjauh, kemudian tim medis periksa jenasah, juga periksa anak dan istri almarhum, kemudian tim medis dari puskesmas langsung menyampaikan bahwa almarhum positif covid 19, kemudian anak almarhum juga positif covid 19, dan tim medis menghimbauh keluarga dan masyarakat sekitar tidak boleh dekat, lalu tim medis meninggalkan lokasi hanya menyampaikan bahwa nanti diurus petugas didesa ,sedangkan mereka masih mau tracking didesa unggu. Akhirnya yang berada dilokasi hanya satu orang polisi, satu orang tentara ,sekcam kecamatan Detukeli, kepala desa, petugas kesehatan desa satu orang.  Kepala desa menjadi kebingungan karena didesa tidak ada APD mengurus jenasah covid, lalu kepala desa meminta tenaga kesehatan untuk meminjam APD didesa tetangga namun juga tidak ada, akhirnya petugas kesehatan desa pergi meminta lagi ke puskesmas Watunggere dan dapat 2 buah APD.  lalu karena melihat warga juga tidak ada karena ketakutan dibilang almarhum positif covid, sehingga sekitar jam 4 sore pak sekcam ,pak polisi, kepala desa omong dengan keluarga untuk memakamkan almarhum mengingat meninggal dari subuh. Dibantu relawan desa langsung dengan peralatan seadanya berusaha untuk memakam almarhum, sedangkan petugas kesehatan dari puskesmas Watunggere tidak datang terus.
Kami dari pihak keluarga sebenarnya sangat menyesalkan sikap dari tenaga medis dari puskesmas Watunggere yang setelah memvonis almarhum terpapar covid 19, lalu tanpa memberikan solusi konkrit proses penanganan jenasah yang sesuai SOP Covid 19. Bahkan bisa dinilai melepas tanggungjawab kedesa, padahal sudah tahu ketiadaan APD dan minimnya pemahaman orang didesa terkait penanganan jenasah covig 19. Sampai terjadi proses pemakaman jenasah orang tua kami yang tidak sesuai SOP Covid 19, bahkan bisa dibilang sangat tidak manusiawi. Kemudian sampai saat ini kami keluarga juga tidak tahu apa betul almarhum meninggal karena terpapar covid 19, karena kami belum menerima surat hasil pemeriksaan yang menyatakan orangtua kami terpapar covid 19, bahkan saudara kami yang dinyatakan positif covid 19 juga belum menerima surat hasil pemeriksaan.
Berdasarkan fakta di lapangan untuk diketahui bersama terkait penanganan jenazah Bapak Laurensius Lolo yang dinyatakan positif Covid-19 kemarin bahwa tenaga kesehatan hanya datang ambil sampel SWAB atau Rapid Antigen. Kemudian, setelah SWAB dinyatakan positif, tenaga kesehatan dari Puskesmas Watunggere langsung pulang. Lebih parahnya lagi, jenazah hanya dibungkus dan dimakamkan dengan selembar terpal berwarna biru tanpa adanya peti jenazah.  Keluarga merasa sangat prihatin atas pristiwa yang terjadi pada almarhum bapak Laurensius Lolo. Berdasarkan tata cara (protokol) pengurusan dan menguburkan jenazah Covid-19 hanya boleh dilakukan oleh pihak dinas kesehatan secara resmi yang sudah ditunjuk, seperti rumah sakit atau puskesmas bukan malah membiarkan keluarga untuk mengurus dan melakukan penguburan sendiri. 
Keluarga berharap kejadian ini jangan sampai terulang kembali akibat buruknya pelayanan kesehatan dalam hal penangan pasien atau masyarakat yang terpapar covid-19 dan meninggal dunia. Keluarga juga berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Ende agar lebih serius dan bekerja keras dalam memberikan penanganan yang baik dan sesuai standar yang sudah ditetapkan. Mengingat alokasi anggaran untuk penanganan Covid-19 pun lumayan besar. Contoh, terkait masalah kekurangan APD dan juga kantong jenasah serta minimnya tenaga kesehatan yang terlatih harus menjadi evaluasi untuk ke depannya. 

Detunio, 26 Juni 2021,
Pankrasius Lama, Longginus Segi, Vinsen Lapi, Yustinus Oswin. (kp/tim)
Lebih baru Lebih lama