Bumdes Oko Mogo, Dari Simpan Pinjam Menuju Usaha Mikro Mandiri

Tim penilai desa pendampingan Bank NTT, foto bersama aparat desa Rendu Tutubhada dan ketua Bumdes Oko Mogo

Nagekeo, KP

Sejak dibentuk tahun 2016, badan usaha milik desa (Bumdes) Oko Mogo, Desa Rendu Tutubhada, Kabupaten Nagekeo, memulai usaha dalam bidang simpan pinjam. Penyertaan modal dari dana desa sebesar 25 juta rupiah terkendala dalam proses pengembalian. Untuk tahun 2021, Bumdes Oko Mogo kembali mendapat penyertaan modal dari dana desa sebesar 100 juta rupiah. Dengan penyertaan modal ini dilakukan perubahan bentuk usaha dari simpan pinjam menjadi usaha mikro mandiri memanfaatkan keunggulan dan potensi yang dimiliki desa Rendu Tutubhada. Usaha ini menunjukan hasil yang positif dengan adanya pendampingan dari Bank NTT cabang Nagekeo. Pada awal pendampingan tersebut, Bank NTT membantu mendirikan lopo Di@ bisa sebagai pusat aktifitas bumdes Oko Mogo.

Ketua Bumdes Oko Mogo, Valensius Tiba, kepada media ini, Senin, 14/6 menjelaskan, sejak terbentuk tahun 2016, bumdes Oko Mogo menjalankan usaha simpan pinjam. Namun usaha tersebut tidak berjalan baik terkendala dalam pengembalian pinjaman. Sejak dilakukan perubahan atau reorganisasi kepengurusan tahun 2019, bumdes Oko Mogo merubah bidang usaha dari simpan pinjam menjadi usaha mikro mandiri. Namun aktifitasnya terbentur pandemi covid 19.


"Pada awal terbentuk kita mendapat bantuan modal usaha dari dana desa sebesar 25 juta rupiah. Kita jalankan usaha simpan pinjam, namun terkendala saat pengembalian. Kita mencoba melakukan reorganisasi kepengurusan dan juga merubah bidang usaha, namun terbentur pandemi covid 19. Baru dalam beberapa bulan belakangan ini usaha pengembangkan spot rest area, lopo, cafe, dan wisata adat mulai berjalan. Untuk tahun 2021 bumdes Oko Mogo mendapat bantuan dana sebesar 100 juta rupiah dari dana desa. Dana ini yang akan kita gunakan untuk penataan dan pengembangan potensi usaha yang kita galakan saat ini. Diawal tahun ini, bumdes Oko Mogo mendapat pendampingan dari bank NTT. Kehadiran Bank NTT sangat membantu dalam pengembangan usaha yang lagi kita rintis saat ini. Sebagai buktinyata, bank NTT sudah membantu dengan membangun satu lopo utama Di@ bisa sebagai pusat aktifitas usaha. Disamping itu, ada perubahan dalam sistim pemasaran dari manual ke digitalisasi. Upaya ini mulai dirasakan kemudahan dari sisi pemasarannya." Ungkap Valensianus Tiba.

Pendampingan yang dilakukan bank NTT, lanjut Valensianus Tiba, dengan berbagai program yang ditawarkan, melalui digitalisasi transaksi dan promosi potensi wisata sangat menguntungkan aktifitas usaha masyarakat. Transaksi pembelian pulsa listik, pulsa hp, pembayaran BPJS dan promosi desa wisata serta kerajinan tenun ikat, jangkauan pemasarannya kini jauh lebih luas.


"Ada nilai positif yang kita rasakan walaupun baru satu bulan ini ada pendampingan dari Bank NTT. Dengan mendirikan agen Di@ bisa, memudahkan transaksi dan jangkauan pelayanan. Disamping itu ada rencana pemberian bantuan modal usaha dalam program kredid merdeka yang sangat membantu masyarakat. Selain tanpa bunga dan anggunan, modal usaha ini bisa digunakan untik pengembangan usaha produktif dari masyarakat. Kita sudah mengembangkan usaha awal membangun rest area dan spot foto serta cafe. Hasilnya  ada 2.460 pengunjung dengan rincian 1.856 dewasa dan 504 anak-anak. Hasil yang kita dapat dari kunjungan tersebut sebesar 10 juta rupiah. Kita juga menyiapkan beberapa paket wisata lainnya untuk menarik pengunjung baik domestik dan mancanegara. Namun kita sadari betul masih banyak yang perlu dibenahi untuk menarik pengunjung." tegas Valensianus Tiba.

Masih menurut ketua bumdes Oko Mogo, sebelum.ada pendampingan dari Bank NTT, sangat berat bagi bumdes Oko Mogo untuk memulai kembali usahanya. Pendampingan dari bank NTT serta bantuan dari pemkab, meyakinkan kita untuk kembali bangkit dan memulai usaha baru meningkatkan pertumbuhan dan pendapatan ekonomi masyarakat.


"Setelah usaha simpan pinjam gagal berkembang, untuk meyakinkan badan pengurus dan pemerintah desa sangat berat bagi kami. Apalagi untuk memulai usaha baru yang masih sangat awam bagi komunitas masyarakat desa. Kita merasa kuat dan mampu untuk merubah bidang usaha setelah ada pendampingan dari bank NTT. Bantuan pembangunan lopo Di@ bisa, sitim diditalisasi, sistim pembayaran non tunai, serta pemasaran yang jangkauannya lebih luas, membuat kita sangat yakin untuk berinovasi. Persoalan dasar bagi kita ada pada tatanan internal masyarakat, dimana harus dilakukan secara terus menerus edukasi untuk merubah pola pokir masyarakat. Kita sangat yakin jika sentuhan, perhatian dan bantuan pendampingan terus diberikan, usaha produktif masyarakat akan berkembang dengan baik. Jika ini sudah berjalan, maka kita harus bisa menciptakan inovasi baru dan program wisata lainnya yang memanjakan pengunjung yang datang berkunjung. Target kita dalam tahun ini ada loncatan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan pendapatan bagi desa mengalami peningkatan." pungkas Valensianus Tiba.(kp/tim)


Lebih baru Lebih lama