Asisten II Setkab Ende, Derson Duka |
Ende, Kp
Hingga saat ini masyarakat masih mengalami kesulitan mendapatkan pasokan minyak tanah. Sementara pihak Pertamina secara tegas menyatakan stok minyak tanah di Depo Pertamina sangat aman. Situasi ini membuat masyarakat cemas, apalagi dalam bulan puasa dan menjelang perayaan idul fitri.
Fakta ini membuat orang nomor satu di Bumi Kelimutu berang. Ultimatum kembali dilontarkan Bupati Ende. H. Djafar Achmad, untuk mengambil alih pendistribusian minyak tanah.
Kepada media ini melalui pesan singkatnya, Bipati Ende, H. Djafar Acmad kembali menegaskan kalau minyak tanah subsisi bukan barang comoditi yang siperjual belikan. "Betul aji (adik) minyak tanah bukan comoditi dagangan yang diperjual belikan. Perlu ambill untuk kepentingan rakyat." tulis Bupati Djafar.
Sebwlumnya Bupati Ende juga sudah menegaskan kepada para pihak dan spekulan, untuk tidak memainkan harga jual minyak tanah dan melakukan penimbunan. "Saya sudah panggil Kasatpol PP untuk segera razia. Tangkap pelakunya dan diprose hukum. Minyak tanah subsudi bukan comoditas yang diperjual belikan secara bebas. Masyarakat lagi susah, covid, bencana alam. Masih saja ada oknum yang ber main - main dengan harga barang." tegas Bupati Djafar.
Hal yang sama juga disampaikan Asisten II Setkab Ende, Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Derson Duka, kepada media ini diruang kerjanya, Selasa 27/4. Menurutnya untuk mengatasi keresahan yang terjadi dimasyarakat, Bupati Ende, H Djafar Achmad sudah mengintruksikan untuk mengabil alih diatribusi minyak tanah. "Sudah ada arahan dari bupati agar Pemda Ende mengambil alih pendopingan minyak tanah. Kondiai ini terpaksa dilakukan dengan pertimbangan keresahan dimasyarakat akibat kelangkahan minyak tanah. Apalagi saat ini dibulan puasa dan menjelang perayaan idul fitri. Nanti semua agen bergerak full melakukan pendropingan minyak tanah ke kelurahan." ungkap Derson Duka.
Saat ini kita sudah melakukan pertemuan dengan para camat, lurah untuk mengambil langkah berkaitan dengan perubahan sistim pendropingan minyak tanah. "Hari ini kita undang para agen untuk membicarakan secara teknis sistim pendropingan. Perintah bupati harus secepatnya dan kita akan berlakukan mulai Rabu 28/4. Kita sudah mendapat penjelasan dari pihak Depo Pertamina kalau stok minyak tanah sangat aman. Anehnya sekalipun sudah ada jadwal pendropingan yang dibuat Disperindag, namun fakta lapangannya masih terjadi kelangkahan. Ini skenario lama yang selalu terjadi setiap tahun." jelas Derson Duka.
Untuk Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Ende, jelas Sekertaris Disperindag, Kanisius Se, selama ini sudah melakukan pemantauan langsung dan menemukan akar persoalan berkaitan dengan kondisi tersebut. Bahkan jadwal pendropingan sudah dibuat dan dibagikan kepada para pihak yang terlibat langsung. Saat ini sesuai arahan bupati kita akan menyamakan presepsi dengan para agen terkait perubahan sistim pendistribusian minyak tanah. "Untuk distribusi minyak tanah langsung ke kelurahan harus ada kesepakatan dengan pihak agen, karena itu menjadi jatahnya para agen. Dinas dan agen akan mengatur jadwal pendropingan ke pihak kecamatan dan lurah. Tugas dinas, camat dan lurah mengumumkan ke masyarakat berkaitan dengan perubahan sistim pendropingan." terang Kanis Se.
Lebih jauh dijelaskannya, ada keuntungan yang diperoleh dengan perubahan sistim oendropingan yang langsung ke pihak kelurahan. Harga jual minyak tanah untuk ukuran lima liter sebesar 20 ribu rupiah dan dipastikan hanya warga pada kelurahan tersebut yang bisa membeli sesuai alamat pada KTP. "Ada keuntungan langsung bagi masyarakat dimana harga eceran tertinggi (HET) sebesar 4.000 per liter, atau 20 ribu rupiah untuk lima liter. Pembelian dengan sistim kupon dan menunjukan KTP. Kelemahannya akan terjadi kerumunan masa dimana pada saat ini tidak diperbolehkan untuk menekan penyebaran virus covid 19. Mekanisme ini diupayakan agar tidak terlalu lama, sehingga pangkalan tidak dirugikan." tutup Kanis Se.(Kp/tim)