Belum Ada Klaster Sekolah di Ende

Kepala Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende, Mathildis Mensi Tiwe

Ende,Kp

Mengantisipasi berkembangnya klaster sekolah di Kabupaten Ende, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengabil langkah bijak dalam menggelar proses belajar mengajar. Protokol kesehatan diperketat, para siswa yang mengikuti proses KBM dibatasi jumlahnya. Langkah lain yang sedang diupayakan saat ini bagi 4.800 guru semuanya akan difaksin. Disamping itu untuk meminimalisir dampak phsikis bagi anak didik pasca pandemi covid 19, Dinas Pdan K Ende menggandeng Yayasan Wahana Visi Indonesia.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk tahun ajaran baru akan disesuaikan dengan kondisi yang ada. Jika masih tinggi angka penyebaran virus covid 19, maka proses KBM tetap menggunakan sistim daring dan juga menggunakan sistim bagi shift. Maksimal 50 persen dari jumlah siswa dalam satu kelas yang boleh melaksanakan KBM tatap muka. Sementara untuk wilayah pelosok proses KBM tetap berlangsung seperti biasa dengan sistim tatap muka.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende, Mathildis Mensi Tiwe, kepada media ini Kamis 29/4 menjelaskan, proses KBM untuk wilayah perkotaan masih menerapkan sistim belajar daring dan pembagian shif belajar bagi siswa. Sementara diwilayah pelosok kegiatan belajar mengajar berjalan normal. "Kita belum bisa menerapkan secara utuh proses KBM dengan sistim daring. Kondisi ini disebabkan belum semua wilayah di Kabupaten Ende terlayani jaringan telkomsel. Disampin itu tidak semua siswa memiliki perangkat yang bisa digunakan untuk belajar daring. Untuk wilayah pelosok jika ada indikasi atau pada wilayah tertentu ada pasien yang positif covid 19, maka proses KBM akan dihentikan sementara waktu. Tetap semua keputusan dan kebijakan yang kita ambil mengacu pada surat keputusan bersama empat menteri, dan juga peraturan bupati Ende. Pada prinsipnya tentu kita berpikir bagai mana anak didik bisa mendapat bimbingan dan pelajaran dengan baik, sehingga tidak mengganggu dari sisi phsikis mereka." tegas Mensi Tiwe.
Lebih jauh dijelaskannya, selama ini kita terus mengikuti data perkembangan penderita covid di Kabupaten Ende. Kita mengidentifikasi situasi berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Ende. "Selama ini penyebaran pasien covid 19 lebih banyak diwilayah perkotaan, sehingga kita belum bisa terapkan KBM tatap muka. Kita juga berencana dan sudah membangun kerja sama dengan dinas kesehatan, untuk memberikan vaksin bagi 4.800 guru baik guru berstatus ASN, guru yayasan dan guru tidak tetap. Langkah ini sebagai langkah antisipasi memasuki tahun ajaran baru. Secara keseluruhan ada 31 SMP, 331 SD dan 242 TK/Paud dibawah bimbingan dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Ende. Tentunya kita memberikan perhatian yang sama bagi semua lembaga pendidikan dan mengawasi seluruh aktifitas belajar mengajar dimasa pandemi ini. Dalam proses pengawasan, kita melakukan kunjungan langsung ke masing-masing sekolah, dan terus mensosialisasikan 5 M. Sekalipun proses KBM dengan sistim shif, tetap kita minta agar protokol kesehatan diperketat. Kondisi ini untuk menghindari munculnya klaster sekolah. Bersukur sampai saat ini belum ada laporan berkaitan denga para siswa dan guru yang terpapar virus covid 19." ungkap Kadis Mathildis Mensi Tiwe.
Masih menurut Kadis Mathildis Mensi Tiwe, untuk menghindari dampak phsikis bagi anak didik pasca pandemi covid 19, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende, menjalin kerja sama dengan Yayasan Wahana Visi Indonesia. "Saat ini juga kita sudah menggandeng Yayasan Wahana Visi Indonesia untuk mendampingi siswa. Upaya ini untuk mengurangi dampak secara phsikis dan traumatic bagi anak didik pasca pandemi covid 19. Kegiatannya sudah berjalan diwilayah Kecamatan Wewaria dan Detusoko. Saat ini kegiatannya sudah memasuki semester kedua. Disamping itu kita sedang berupaya mengembangkan pendidikan non formal. Langkah ini dalam upaya menjadikan Kabupaten Ende menuju kabupaten literasi." tegas Mensi Tiwe.(kp/tim)
Lebih baru Lebih lama